Selasa, 19 Oktober 2010

Belajar Dari Saga

Sudah 2 hari ini tenggorokanku sakit bila untuk berbicara dan mengeluarkan suara. Tenggorakanku sakit bila dibuat bicara. Tak biasanya aku mengalami hal ini. So jadi selama 2 hari itu pula suaraku lirih rih. "Kena apalagi?...." Batinku. Jadilah liburan weekend kemarin sebagai liburan paling sepi karena aku tak bersuara.

Sampailah aku di hari Senin ceria. Anak-anak sudah kuberi isyarat tangan ke arah tenggorokan yang menandakan hari itu aku tak bisa bersuara keras. Hal parah yang kubayangkan  adalah bagaimana pengendalian kelas dengan suara seperti ini. Rasanya tak mungkin lah dengan anak-anak yang super aktif  itu. Bagaimana aku bisa? Walau  partnert baikku nan cantik di kelas tentu tak mungkin  membiarkan aku seperti ini, namun tentu ada rasa tanggung jawab lebih yang kuemban.
Mulailah aku say hello ke anak-anak sholeh dan sholehahku dengan" Shobahal khoir......!". "Shobahan nuur.....!" serempak mereka jawab. Perlahan aku bicara dari hatiku yang paling dalam. Tak terasa sudah 10 menit berlalu.
Tiba-tiba aku teringat sesuatu. Mengapa suasana menjadi hening ya.... Mengapa tak ada suara? Padahal biasanya baru 5 menit bicara, pasti terdengar kasak kusuk disana sini menanggapi keterangan yang aku sampaikan.Tahulah aku jawabnya bahwa mereka ternyata memiliki empati tinggi terhadap gurunya. Subhanallah...........anak-anak yang luar biasa.  Akhirnya seharian kuhabiskan waktu di kelas dengan kelirihan itu.

Menjelang sore saat di rumah aku bilang sama suami bahwa tenggorokanku masih sakit bila berbicara."Mas....., diminumin apa ya biar cepat pulih. Sudah 3 hari nih, gak enak banget tenggorakanku", tanyaku padanya. Terlihat suami membuka freezer dan langsung menyodorkan satu bungkusan padaku. "Coba minum ini dulu deh, seperti biasa direbus dulu dengan air panas", katanya.

Pagi hari Allah Swt membangunkanku dalam kondisi sehat, dan.....Subhanallah aku sudah bersuara lagi. Senangnya aku. Alhamdulillah.... gumamku.
Setelah beres-beres selesai, aku ingin sekali mencari tahu si "saga" ini. Bagaimanakah jati dirinya sehingga luar biasa hebat. Kucari literatunya. Yap ketemu deh!

Saga
(Abrus precatorius, Linn.)

Sinonim :
Abrus frutex, Rumph.

Familia : Papilonaceae

Uraian :
Saga (ABRUS PRECATORIS) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga Manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Saga (Indonesia), Saga telik / manis (Jawa), Thaga (Aceh); Saga areuy, saga leutik (Sunda), Walipopo (Gorontalo); Piling-piling (Bali), Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Amandel, Radang mata, Sariawan;


Pemanfaatan :

1. Amandel
Bahan: akar Saga secukupnya, 1 potong kayu manis dan gula batu
secukupnya.
Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 5 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal separonya.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas dan
pagi, sore.

2. Radang Mata
Bahan: 1 genggam daun Saga
Cara Membuat: daun Saga digiling halus, kemudian direbus dengan
2 gelas air untuk diambil uapnya.
Cara menggunakan : uap air daun saga tersebut dipakai untuk obat
tetes mata.

3. Sariawan
Bahan: daun Saga secukupnya;
Cara Membuat: daun saga yang masih baru dipetik dijemur beberapa
menit agar agak layu.
Cara menggunakan: dikunyah-kunyah sampai halus sambil untuk

Komposisi :
Daun maupun akar tumbuhan abrus pracatorius antara lain mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, Kalsium Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan.

I'tibar:
Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar